Berita  

Situasi politik terbaru di Asia Tenggara dan hubungan regional

Asia Tenggara Bergerak: Antara Konsolidasi Domestik dan Bayang-Bayang Geopolitik

Asia Tenggara, sebuah kawasan yang dinamis dan strategis, kini berada di persimpangan jalan antara konsolidasi politik internal dan tarik-ulur kekuatan geopolitik global. Lanskap politik domestik di berbagai negara anggota ASEAN terus berevolusi, sementara hubungan regional diuji oleh tantangan internal dan eksternal.

Secara internal, beberapa negara menunjukkan pergeseran signifikan. Indonesia baru saja melalui Pemilihan Umum yang menandai transisi kepemimpinan, dengan fokus pada kesinambungan pembangunan dan stabilitas. Malaysia berupaya memperkuat pemerintahan persatuan di bawah Anwar Ibrahim, menekankan reformasi ekonomi. Sebaliknya, Myanmar masih terjerat dalam konflik sipil yang memburuk pasca-kudeta, menjadi duri dalam daging bagi kesatuan ASEAN. Thailand juga melihat dinamika pasca-pemilu yang kompleks, di mana kekuatan konservatif masih memegang pengaruh kuat. Filipina di bawah Marcos Jr. semakin menegaskan kedaulatan maritimnya di Laut Cina Selatan, seringkali berujung pada ketegangan dengan Tiongkok.

Hubungan regional tak lepas dari bayang-bayang persaingan geopolitik global. Amerika Serikat dan Tiongkok terus memperkuat pengaruhnya di kawasan ini, baik melalui investasi ekonomi, bantuan pembangunan, maupun aliansi keamanan. Negara-negara Asia Tenggara berusaha keras menjaga "sentralitas ASEAN" dan menerapkan strategi "keseimbangan" agar tidak terseret ke salah satu blok. Laut Cina Selatan tetap menjadi titik panas utama, dengan klaim tumpang tindih yang mengancam stabilitas dan kebebasan navigasi.

ASEAN, sebagai jangkar regional, berupaya keras menjaga relevansinya di tengah fragmentasi internal dan tekanan eksternal. Isu Myanmar menjadi ujian terbesar bagi prinsip non-intervensi dan konsensus ASEAN, dengan implementasi "Five-Point Consensus" yang belum membuahkan hasil signifikan. Tantangan ke depan meliputi menjaga stabilitas domestik di tengah polarisasi, mengelola persaingan kekuatan besar tanpa terjebak, dan memperkuat arsitektur keamanan dan ekonomi regional yang inklusif.

Singkatnya, Asia Tenggara adalah mozaik politik yang terus bergerak. Kawasan ini dituntut untuk adaptif, pragmatis, dan kohesif agar dapat menavigasi kompleksitas internal dan tekanan eksternal demi mewujudkan stabilitas dan kemakmuran bersama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *